Spanning Tree Protocol (STP)

Spanning tree protocol (STP) adalah protokol yang digunakan oleh bridge dan switch untuk mencegah terjadinya network loop. perusahaan yang pertama kali mengembangkan STP adalah DEC (Digital Equipment Corporation). Namun, kini STP telah dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.1d.

Saat ini STP telah dikembangkan menjadi SRTP dan MST, penjelasannya adalah sebagai berikut:

Rapid Spanning Tre Protocol (RSTP) - IEEE 802.1w
STP menangani transisi dari kondisi aktif (active state) menuju kondisi forward (forwarding state) ke setiap port dalam waktu 30 hingga 180 detik. Sedangkan RSTP dapat mempersingkat waktu transisi.

Multiple Spanning Tree (MTS) - IEEE 802.1s
Switch yang mendukung VLAN umumnya akan menjalankan sebuah proses Spanning Tree per-VLAN. Jika switch tersebut mendukung ratusan VLAN maka ratusan proses spanning tree harus dijalankan. Kondisi tersebut jelas kurang baik. Karena akan menguras tenaga (CPU pada switch) dan memperlambat pemulihan manakala terjadi masalah network.

MTS dapat mengurangi proses yang berjalan dengan cara menggabungkan beberapa VLAN yang topologinya sejenis menjadi hanya sebuah proses saja. Sehingga dapat menghemat tenaga dan mempercepat pemulihan manakala terjadi masalah network.

Network loop adalah suatu kondisi dimana frame-frame "berputar" tanpa henti pada network. Bayangkan saja seperti sebuah lintasan berbentuk lingkaran yang dilalui oleh kereta api tanpa henti. Kondisi semacam ini jelas tidak disukai dan dapat menyebabkan network lumpuh. karena network secara terus-menerus dibanjiri oleh frame-frame yang tidak bermanfaat. Network loop sering terjadi pada network yang menerapkan sejumlah switch.

network dengan banyak switch
Sewaktu cisco memulai merintis bisnis perangkat network, ada sebuah asumsi digunakan, yaitu suatu saat nanti semua network akan menggunakan router sebagai sentral. Router dapat mengisolir network loop sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu network lainnya.

Namun asumsi ini tampaknya tidak terlalu tepat. Saat ini ternyata switch lah yang menjadi sentral network. Asumsi yang digunakan adalah "switch if you can, router if you must". Sementara itu, praktik di lapangan menunjukkan bahwa perangkat yang menggunakan layer 3 (seperti router) akan lebih mudah "memulihkan" berbagai masalah (terutama network loop) dibandingkan perangkat network layer 2.

Seperti yang telah disinggung, STP secara dinamis mencegah terjadinya network loop. STP mendefinisikan sebuah "tree" berupa gabungan semua switch yang ada pada LAN. Jika sebuah link yang baru saja digunakan untuk lalulintas data "terputus atau unavailable" maka secara dinamis STP akan menyusun ulang network dan mengaktifkan link yang sedang standby. Kemudian data akan diteruskan ke link tersebut. kondisi mirip dengan polisi lalu lintas yang mengalihkan lalu lintas dari jalan yang macet ke jalan alternatif.

Disamping itu, STP juga dapat "emutuskan" link yang dicurigai berpotensi menimbulkan network loop. Dalam istilah teknis disebut sebagai "redundant link". bayangkan redundant link seperti "rute tertutup" yang jalurnya dibentuk oleh beberapa switch. redundant link dapat terjadi jika network membentuk redundant topology (switching loop). Untuk memudahkan memahami apa yang dimaksudkan, perharikan gambar ilustrasi redundant topology berikut ini. Pada gambar dapat dilihat bahwa switch B-C-F membentuk redundant topology.

redundant topology
Switch dpdapat mengubah link secara dinamis karena secara periodik melakukan pertukaran  informasi dengan switch lainnya. Informasi dipertukarkan menggunakan protokol yang disebut BPDU (Bridge Protocol Data Unit). Jika sebuah switch tidak mengirimkan informasi apa pun, maka switch "tetangganya" akan tahu bahwa link menuju switch tersebut sudah putus (unavailabe).

format bpdu

0 Response to "Spanning Tree Protocol (STP)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel