Mengenal Apa itu Routing
Kita sudah cukup sering membahas tentang router, keberadaan router dalam network TCP/IP sangatlah penting. Jumlah host yang terhubung pada jaringan TCP/IP sangat banyak. Perangkat yang digunakan pub nerbeda-beda dan tersebar di seluruh dunia. Sehingga dibutuhkan suatu mekanisme routing yang dapat mengintegrasikan berjuta-juta komputer dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi.
Router dapat saling bekerja sama (dengan sesama router) berikut keberadaan protokol routing. Protokol routing bersifat connectionless, dan proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap pekaet yang dikirimkannya. Router lah yang memutuskan kemana paket data akan diteruskan.
Dalam kacamata routing, jaringan sebesar Internet akan dimodelkan sebagai kumpulan autonomous system. Autonomous system (AS) adalah kumpulan Internet Protokol (IP) routing yang berada di bawah kendali satu atau beberapa operator/administrator network setempat. Masing-masing autonomous system berhak mengatur jaringannya, termasuk memilih router dan protokol routing yang sesuai. Contoh autonomous system adalah ISP, jaringan kampus, RT/RW net, dan sebagainya.
Algoritma routing akan mengisi tabel routing dengan berbagai informasi. Informasi yang paling penting adalah informasi next hop. Next hop merupakan "jalan" berikutnya yang bisa ditempuh oleh paket data (yang sudah di-forward oleh sebuah router). Bayangkan saja router seperti terminal busway dan next hop seperti rute selanjutnya. Untuk mencapai lokasi tertentu, kita mungkin harus beberapa kali melewati terminal busway dan pindah bus yang menuju rute tujuan. Proses semacam ini bisa dilakukan berulang-ulang hingga mencapai lokasi yang di tuju. Seperti itulah kira-kira analogi algoritma routing.
Secara umum ada dua jenis algoritma yang digunakan oleh protokol routing yaitu:
Router dapat saling bekerja sama (dengan sesama router) berikut keberadaan protokol routing. Protokol routing bersifat connectionless, dan proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap pekaet yang dikirimkannya. Router lah yang memutuskan kemana paket data akan diteruskan.
Dalam kacamata routing, jaringan sebesar Internet akan dimodelkan sebagai kumpulan autonomous system. Autonomous system (AS) adalah kumpulan Internet Protokol (IP) routing yang berada di bawah kendali satu atau beberapa operator/administrator network setempat. Masing-masing autonomous system berhak mengatur jaringannya, termasuk memilih router dan protokol routing yang sesuai. Contoh autonomous system adalah ISP, jaringan kampus, RT/RW net, dan sebagainya.
Protokol Routing
Kegiatan routing akan selalu melibatkan dua hal penting, yaitu:- Penentuan routing path yang palin optimal.
- Forwarding paket sepanjang routing path.
Algoritma routing akan mengisi tabel routing dengan berbagai informasi. Informasi yang paling penting adalah informasi next hop. Next hop merupakan "jalan" berikutnya yang bisa ditempuh oleh paket data (yang sudah di-forward oleh sebuah router). Bayangkan saja router seperti terminal busway dan next hop seperti rute selanjutnya. Untuk mencapai lokasi tertentu, kita mungkin harus beberapa kali melewati terminal busway dan pindah bus yang menuju rute tujuan. Proses semacam ini bisa dilakukan berulang-ulang hingga mencapai lokasi yang di tuju. Seperti itulah kira-kira analogi algoritma routing.
Secara umum ada dua jenis algoritma yang digunakan oleh protokol routing yaitu:
- Distance Vector (path vector) protokol, disebut distance vector karena penentuan routing berdasarkan distance atau "jarak" terpendek, antara titik asal paket dengan titik tujuan. yang dimaksud dengan distance adalah berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket sebelum mencapai tujuan. Distance vektor dikembangkan menggunakan algoritma Bellman-Ford. Contoh Distance vector yaitu BGP (Border Gateway Protocol), RIP (Routing Information Protocol), EIGRP (Exchange Interior Gateway Routing Protocol). EIGRP merupakan hak paten Cisco yang dikembangkan dari protokol Cisco sebelumnya yaitu IGRP (Interior Gateway Routing Protocol).
- Link State Protocol, disebut link state protocol karena penentuan routing dilakukan berdasarkan informasi yang diperlukan dari router-router lain. Informasi berisi tentang status/kondisi (state) terkini dari link-link yang terhubung dengannya. Kemudian akan dipilih "cost" terendah untuk mencapai tujuan. Link state dikembangkan menggunakan algoritma shortest path, seperti algoritma Dijkstra's. Contoh link state adalah OSPF (Open Short Path First) dan IS-IS (Intermediate System to Intermediate System).
Beberapa sumber lain membedakan Distance Vector dengan Path Vector. Distance vector digunakan hanya dalam sebuah autonomous system (lingkungan internal). Sedangkan Path Vector digunakan antar-autonomous system (inter-domain routing). Secara umum, prinsip kerja Distance Vector mirip dengan Path VectorJika ditinjau dari "wilayah kekuasaan" admin network, maka protokol routing dapat dibagi menjadi dua buah, yaitu:
Interior Routing Protocol
- IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
- EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
- OSPF (Open Shortest path First)
- RIP (Routing Information Protocol)
- IS-IS (Intermediate System to Intermediate System).
Exterior Routing protocol
- EGP (Exterior Gateway Protocol) digunakan untuk membentuk internet backbone network
- BGP (Borger Gateway Protocol) saat ini sudah mencapai BGPv4
- CSPF (Constrained Shortest Path First)
- HELLO, jenis protokol yang sudah lam dan saat ini sudah jarang digunakan.
- IS-IS, bekerja pada layer Data Link.
- OSPF, IGRP, EIGRP, bekerja langsung di atas protokol IP. OSPF dan EIGRP menggunakan mekanisme transport tersendiri yang bersifat reliable. Sedangkan IGRP menggunakan mekanisme transport tersendiri yang bersifat unreliable.
- RIP bekerja di atas protokol UDP
- BGP bekerja di atas protokol TCP
ok min
ReplyDeletemakasih banyak sudah share
power supply hp