LAN Switching
Pada postingan beberapa hari kebelakang pernah disinggung beberapa perangkat network yang populer, seperti hub, repeater, bridge dan switch. Walaupun berbeda teknologi namun tujuan dari setiap perangkat tersebut sama, yaitu meneruskan data dari satu komputer ke komputer lainnya. Semakin canggih perangkat network yang digunakan maka akan semakin cepat dan aman data yang bisa diangkat.
Teknologi mikroprosesor komputer telah melebihi batas kecepatan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Namun kecepatan transfer data melalui media network masih kalah jauh dibandingkan dengan kecepatan mikroprosesor modern. Semakin banyak jumlah komputer yang terhubung ke media network akan menyebabkan pemakaina bandwidth bersama yang menurun kecepatan transfer data. Oleh karena itu diperlukan strategi dan pengaturan yang tepat agar dapat dicapai kecepatan transfer data optimal.
Pada mulanya orang hanya menggunakan hub atau repeater untuk menghubungkan beberapa komputer pada sebuah network. Dengan repeater, sebuah LAN dapat menjangkau area lebih dari 150 feat. Namun repeater tidak dapat "berbuat banyak" manakala jumlah komputer yang terhubung semakin bertambah. Network akan semakin "sibuk" dan congestion semakin sering terjadi. repeater bekerja pada layer 1 pada model OSI.
Kemudian orang mencoba memecahkan persoalan tersebut dengan membuat bridge. Bridge dapat memecah sebuah network menjadi dua segmen. Traffic yang terjadi pada segmen pertama tidak akan diteruskan ke segmen kedua. Dengan bridge, jumlah komputer yang bisa dihubungkan pada network menjadi semakin banyak dan congestion dapat berkurang. Sayangnya jika ada komputer pada segmen pertama yang mengirim data ke segmen kedua, maka bridge akan meneruskan ke semua komputer yang ada pada segmen kedua. Bridge bekerja pada layer ke 2 dari model OSI.
Selanjutnya orang berusaha menutupi kekurangan bridge dengan membuat perangkat yang disebut switch. Switch dapat dipandang sebagai pengembangan bridge. Switch dapat mengatur traffic sedemikian rupa, sehingga hanya komputer target saja yang akan menerima data. Switch dapat mempelajari MAC address setiap komputer dan dapat menangani proses pengiriman dan penerimaan data pada saat yang bersamaan (mendukung full duplex). Switch juga bekerja pada layer ke 2 dari model OSI.
Baik bridge maupun switch mampu mengandalkan aliran data (flow control), menangani frame yang error, dan menyediakan akses ke media fisik. Bridge dan switch dapat membagi sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil (segmen-segmen network).
Frame yang melalui bridge atau switch akan "diseleksi" sedemikian rupa. Jika frame dianggap error maka switch atau bridge akan membuang frame tersebut (drop), sehingga network tidak "dibanjiri" oleh frame yang tidak bermanfaat. Jika frame tidak error maka switch atau bridge akan meneruskannya (forward) ke komputer target sesuai dengan alamat hardware yang tercantum pada header setiap frame.
Perbedaan antara bridge dan switch terletak pada kemampuannya adalam membuat segmentasi network. Bridge hanya dapat membagi sebuah network menjadi dua buah segmen. Sedangkan switch dapat membuat cukup banyak segmen network. jadi pada bridge proses pembentukan filter table dilakukan secara software, maka pada switch telah tersedia hardware atau client khusus (disebut Application Spesific Integration Circuits atau ASIC) untuk membentuk filter tabel. Switch juga mendukung teknologi full duplex dan mampu mengurangi congestion lebih baik dibandingkan bridge.
Sebuah switch mendukung koneksi berkecepatan tinggi, virtual LAN bahkan routing (pada layer 3 atau yang lebih tinggi). Setiap komputer pengirim akan tehubung dengan komputer penerima secara dedicated connection. Artinya switch dapat membangun "jalur virtual" antara komputer penerima dan pengirim. sehingga dapat dicapai kecepatan transfer data maksimal. Dengan berbagi keunggulan tersebut maka tidaklah mengherankan jika saat ini switch telah menggantikan posisi bridge.
http://www.cisco.com/en/US/tech/tk389/tk689/technologies_tech_note09186a00800a7af3.shtml
Mac Address learning
Ketika sebuah komputer hendak mengirim data maka komputer lain akan "ditanyai" MAC address-nya. Pada network tradisional (yang tidak menggunakan switch), kondisi semacam ini akan terjadi berulang-ulang.
Sebuah switch mampu mempelajari MAC address dan dapat menentukan rute menuju komputer tertentu. Switch dapat mencatat daftar MAC address dan secara dinamis dapat mempelajari perubahan yang terjadi pada network.
Forwarding and Filtering
Tidak semua data yang mengalir pada network cukup "bermanfaat" dan memiliki "tujuan yang jelas". Pada network tradisional, hal semacam ini tidak dapat dicegah.
Switch mampu menentukan "nasib" frame yang melaluinya. Apakah frame harus "dibuang' karena error atau "tidak bertujuan". Ataukah frame akan diteruskan ke komputer atau segmen lain. Sebuah switch dapat mengetahui secara pasti rute menuju tujuan.
Segmenting and stations
Sebuah network umumnya menyediakan berbagai servis. Masing-masing servis berpotensi menimbulkan songestion. Hal ini sering terjadi pada network tradisional.
Switch yang baik mampu melakukan segmentasi, menentukan jalur virtual, dan mengelompokkan berdasarkan servis-servis tertentu.
Namun ketika tujuan frame tidak diketahui maka switch akan meneruskan frame tersebut ke semua komputer, kecuali komputer pengirim. Inilah yang disebut flooding.
Flooding dapat dianalogikan seperti orang pria yang kehilangan nomor telepon teman wanitanya. Pria tersebut akan menggunakan buku telepon dan mencoba menelepon semua nomor yang didapat dari buku telepon, kecuali tentunya nomornya sendiri.
Teknologi mikroprosesor komputer telah melebihi batas kecepatan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Namun kecepatan transfer data melalui media network masih kalah jauh dibandingkan dengan kecepatan mikroprosesor modern. Semakin banyak jumlah komputer yang terhubung ke media network akan menyebabkan pemakaina bandwidth bersama yang menurun kecepatan transfer data. Oleh karena itu diperlukan strategi dan pengaturan yang tepat agar dapat dicapai kecepatan transfer data optimal.
Pada mulanya orang hanya menggunakan hub atau repeater untuk menghubungkan beberapa komputer pada sebuah network. Dengan repeater, sebuah LAN dapat menjangkau area lebih dari 150 feat. Namun repeater tidak dapat "berbuat banyak" manakala jumlah komputer yang terhubung semakin bertambah. Network akan semakin "sibuk" dan congestion semakin sering terjadi. repeater bekerja pada layer 1 pada model OSI.
Kemudian orang mencoba memecahkan persoalan tersebut dengan membuat bridge. Bridge dapat memecah sebuah network menjadi dua segmen. Traffic yang terjadi pada segmen pertama tidak akan diteruskan ke segmen kedua. Dengan bridge, jumlah komputer yang bisa dihubungkan pada network menjadi semakin banyak dan congestion dapat berkurang. Sayangnya jika ada komputer pada segmen pertama yang mengirim data ke segmen kedua, maka bridge akan meneruskan ke semua komputer yang ada pada segmen kedua. Bridge bekerja pada layer ke 2 dari model OSI.
Selanjutnya orang berusaha menutupi kekurangan bridge dengan membuat perangkat yang disebut switch. Switch dapat dipandang sebagai pengembangan bridge. Switch dapat mengatur traffic sedemikian rupa, sehingga hanya komputer target saja yang akan menerima data. Switch dapat mempelajari MAC address setiap komputer dan dapat menangani proses pengiriman dan penerimaan data pada saat yang bersamaan (mendukung full duplex). Switch juga bekerja pada layer ke 2 dari model OSI.
Baik bridge maupun switch mampu mengandalkan aliran data (flow control), menangani frame yang error, dan menyediakan akses ke media fisik. Bridge dan switch dapat membagi sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil (segmen-segmen network).
Ilustrasi penggunaan bridge pada network |
Perbedaan antara bridge dan switch terletak pada kemampuannya adalam membuat segmentasi network. Bridge hanya dapat membagi sebuah network menjadi dua buah segmen. Sedangkan switch dapat membuat cukup banyak segmen network. jadi pada bridge proses pembentukan filter table dilakukan secara software, maka pada switch telah tersedia hardware atau client khusus (disebut Application Spesific Integration Circuits atau ASIC) untuk membentuk filter tabel. Switch juga mendukung teknologi full duplex dan mampu mengurangi congestion lebih baik dibandingkan bridge.
Sebuah switch mendukung koneksi berkecepatan tinggi, virtual LAN bahkan routing (pada layer 3 atau yang lebih tinggi). Setiap komputer pengirim akan tehubung dengan komputer penerima secara dedicated connection. Artinya switch dapat membangun "jalur virtual" antara komputer penerima dan pengirim. sehingga dapat dicapai kecepatan transfer data maksimal. Dengan berbagi keunggulan tersebut maka tidaklah mengherankan jika saat ini switch telah menggantikan posisi bridge.
http://www.cisco.com/en/US/tech/tk389/tk689/technologies_tech_note09186a00800a7af3.shtml
Tugas Utama Switch
Apa sesungguhnya fungsi atau tugas utama switch? untuk menjawabnya marilah kita sama-sama menelaah beberapa persoalan yang lazim dijumpai pada network tradisional.Mac Address learning
Ketika sebuah komputer hendak mengirim data maka komputer lain akan "ditanyai" MAC address-nya. Pada network tradisional (yang tidak menggunakan switch), kondisi semacam ini akan terjadi berulang-ulang.
Sebuah switch mampu mempelajari MAC address dan dapat menentukan rute menuju komputer tertentu. Switch dapat mencatat daftar MAC address dan secara dinamis dapat mempelajari perubahan yang terjadi pada network.
Forwarding and Filtering
Tidak semua data yang mengalir pada network cukup "bermanfaat" dan memiliki "tujuan yang jelas". Pada network tradisional, hal semacam ini tidak dapat dicegah.
Switch mampu menentukan "nasib" frame yang melaluinya. Apakah frame harus "dibuang' karena error atau "tidak bertujuan". Ataukah frame akan diteruskan ke komputer atau segmen lain. Sebuah switch dapat mengetahui secara pasti rute menuju tujuan.
Segmenting and stations
Sebuah network umumnya menyediakan berbagai servis. Masing-masing servis berpotensi menimbulkan songestion. Hal ini sering terjadi pada network tradisional.
Switch yang baik mampu melakukan segmentasi, menentukan jalur virtual, dan mengelompokkan berdasarkan servis-servis tertentu.
Beberapa sumber menggunakan pendekatan yang berbeda saat menjelaskan fungsi utama switch yaitu; Address learning, Forward / filtering decision, dan Loop avoidance.Switch akan melakukan "sesuatu" manakala frame melaluinya. Switch akan mencatat perubahan MAC address setiap komputer pada network. jika tujuan frame telah diketahui maka switch akan langsung meneruskan frame ke komputer tujuan.
Namun ketika tujuan frame tidak diketahui maka switch akan meneruskan frame tersebut ke semua komputer, kecuali komputer pengirim. Inilah yang disebut flooding.
Flooding dapat dianalogikan seperti orang pria yang kehilangan nomor telepon teman wanitanya. Pria tersebut akan menggunakan buku telepon dan mencoba menelepon semua nomor yang didapat dari buku telepon, kecuali tentunya nomornya sendiri.
0 Response to "LAN Switching"
Post a Comment